Apa yang menjadi objek pengamatan dalam IPA? Pertanyaan itulah yang akan kita cari jawabannya lewat pembelajaran IPA kali ini sejalan dengan tuntutan pembelajaran kurikulum 2013. Para scientist atau ilmuwan mempelajari semua yang terjadi di alam ini melalui serangkaian penelitian yang dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Cara tersebut dapat mengantarkan mereka pada pemahaman tentang apa dan mengapa sesuatu itu dapat terjadi. Selain itu, ilmuwan juga dapat memperkirakan fenomena alam apa yang akan terjadi hari ini dan yang akan datang. Telah banyak hasil penemuan mereka yang sudah dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti televisi, komputer, pupuk, bibit tanaman, dan lain-lain.
Ada berbagai macam objek yang dapat diamati oleh IPA sebagai akibat dari beragamnya fenomena di bumi ini yang melibatkan unsur-unsur alam. Misalnya, fenomena yang berlangsung secara tiba-tiba atau bisa juga fenomena yang membutuhkan proses yang cukup lama. Semua kejadian alam tersebut disadari atau tidak, dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan di bumi ini. Fenomena alam yang terjadi ada yang prosesnya melibatkan makhluk hidup (gejala biotik) dan ada juga yang melibatkan unsur-unsur lain kehidupan bumi, seperti tanah, udara, air, dan api (gejala abiotik).
Untuk memudahkan pengkajian, semua fenomena yang menjadi objek pengamatan dalam IPA dapat dibagi ke dalam 3 kelompok besar, yaitu objek, tempat, dan cara. Namun, sebelum ketiganya kita bahas lebih jauh, ada baiknya kita perjelas terlebih dahulu apa itu pengamatan. Pemahaman yang baik tentang pengamatan IPA akan memudahkan kita untuk mengerti semua proses pengamatan objek itu sendiri.
Dalam IPA dikenal istilah yang dinamakan penyelidikan ilmiah, yaitu penyelidikan yang mensyaratkan beberapa proses yang harus dikuasai, yaitu pengamatan, membuat inferensi, dan mampu mengomunikasikan. Proses pengamatan ini melibatkan pancaindra dan alat ukur untuk melaksanakan pengukuran yang sesuai. Pengamatan berfungsi untuk mengumpulkan data dan informasi. Inferensi berarti memberikan penjelasan berdasarkan hasil pengamatan. Penjelasan ini berfungsi untuk mengetahui pola dan hubungan antar bagian yang sedang diamati, termasuk membuat prediksi. Setelah itu, hasil penyelidikan tersebut harus dapat dikomunikasikan, baik itu secara lisan maupun tulisan menggunakan bagan, grafik, tabel, dan gambar yang sesuai.
Keterampilan dalam melakukan pengamatan mutlak diperlukan dalam sebuah penyelidikan ilmiah. Dengannya, seorang pengamat akan mengumpulkan fakta-fakta untuk ditafsirkan dan disimpulkan.
Apa itu Pengamatan dalam IPA?
Secara sederhana, pengamatan dapat diartikan sebagai proses untuk mengamati, memperhatikan, dan mengenali suatu objek atau fenomena. Pengamatan tersebut dapat berlangsung dengan dua cara, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat indra tanpa menggunakan alat ukur dan satuan baku (pengamatan kualitatif) dan pengamatan yang menggunakan alat ukur dan satuan baku (pengamatan kuantitatif). Pengamatan merupakan langkah awal untuk mempelajari benda-benda yang ada di sekitar. Kegiatan pengamatan dalam IPA biasanya menggabungkan dua jenis pengamatan tersebut untuk memahami sebuah fenomena yang diimplementasikan dalam dua bentuk kegiatan, yaitu penyelidikan dan pengukuran.a. Penyelidikan
Kegiatan pertama yang mengawali proses pengamatan adalah penyelidikan. Proses kualitatif ini berfungsi untuk mengamati bagian-bagian objek yang bisa dilakukan dengan panca indera. Proses ini dapat menjadi pijakan awal untuk memberikan arah kemana proses pengamatan selanjutnya.Contoh sederhana adalah pengamatan yang dilakukan oleh seorang siswa kepada temannya. Dengan panca indera, ia bisa mengamati tinggi, kulit, rambut, bernapas, memiliki denyut dll. Ada berbagai pertanyaan yang dapat muncul dari hasil pengamatan ini, misalnya jika dia berlari-lari, apakah cara bernapasnya tetap? Apakah denyutnya berubah? Nah, pemahaman tentang teman tersebut dapat diperoleh dengan cara penyelidikan. Contoh sederhana ini menggambarkan proses yang terjadi dalam IPA.Dalam IPA dikenal istilah yang dinamakan penyelidikan ilmiah, yaitu penyelidikan yang mensyaratkan beberapa proses yang harus dikuasai, yaitu pengamatan, membuat inferensi, dan mampu mengomunikasikan. Proses pengamatan ini melibatkan pancaindra dan alat ukur untuk melaksanakan pengukuran yang sesuai. Pengamatan berfungsi untuk mengumpulkan data dan informasi. Inferensi berarti memberikan penjelasan berdasarkan hasil pengamatan. Penjelasan ini berfungsi untuk mengetahui pola dan hubungan antar bagian yang sedang diamati, termasuk membuat prediksi. Setelah itu, hasil penyelidikan tersebut harus dapat dikomunikasikan, baik itu secara lisan maupun tulisan menggunakan bagan, grafik, tabel, dan gambar yang sesuai.
Keterampilan dalam melakukan pengamatan mutlak diperlukan dalam sebuah penyelidikan ilmiah. Dengannya, seorang pengamat akan mengumpulkan fakta-fakta untuk ditafsirkan dan disimpulkan.
b. Pengukuran dalam Pengamatan
Dengan pancaindra, pengamatan objek dapat saja dilakukan untuk memperoleh deskripsi dari suatu benda. Namun, seringkali cara tersebut dirasa belum cukup untuk memperoleh hasil yang tepat. Kita memerlukan cara lain yang dapat memberikan hasil yang pasti agar dapat dikomunikasikan dengan orang lain. Hal ini dapat diperoleh dengan cara melakukan pengukuran. Secara sederhana, pengukuran dapat diartikan sebagai membandingkan sesuatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang sesuai. Sesuatu yang diukur itu disebut besaran, sedangkan besaran sejenis yang dipakai disebut satuan. Dengan cara seperti ini, maka objek yang sedang diselidiki dapat hasilnya dapat disajikan dengan angka-angka hasil pengukuran (kuantitatif).Objek Pengamatan IPA
Apa yang menjadi objek pengamatan dalam IPA? Seperti yang disebutkan di awal, bahwa objek pengamatan IPA terdiri dari objek, tempat, dan cara. Berikut ini kita bahas satu per satu ketiga komponen ini.1. Objek
Objek yang dipelajari dalam IPA adalah seluruh benda yang terdapat di alam dengan segala hubungannya untuk dikaji pola-pola keteraturannya. Hal ini sesuai dengan kepanjangan dari IPA itu sendiri yaitu Ilmu Pengetahuan Alam, artinya semua yang terdapat di alam dan diamati oleh pancaindra dapat menjadi objek pengamatan IPA. Objek tersebut dapat berbentuk kecil, seperti bakteri, virus, bahkan partikel penyusun atom. Ataukah, benda-benda yang berukuran besar, seperti matahari, bumi, lautan, hingga alam semesta ini., makhluk hidup (biotik) atau makhluk tak hidup (abiotik).2. Tempat
Pengamatan terhadap objek biotik maupun abiotik tersebut dapat dilakukan di mana saja disesuaikan oleh pengukuran apa yang hendak dilakukan. Pengamatan dapat dilakukan di alam terbuka atau bisa juga dilakukan disebuah tempat khusus. Tempat khusus untuk melakukan pengamatan gejala alam tersebut disebut laboratorium. Di dalam laboratorium, banyak ditemukan berbagai macam alat pengukuran. Misalnya, mikroskop digunakan untuk mengamati benda biotik berukuran kecil. Sedangkan, untuk pengamatan abiotik seringkali dilakukan di alam terbuka tanpa atau pun dengan alat khusus.3. Cara
Dalam melakukan pengamatan IPA, diperlukan suatu cara atau metode yang bisa membuat pengukuran menjadi lebih mudah dan sistematis. Metode yang umum dipakai dalam IPA adalah metode ilmiah yang dicirikan oleh adanya tahap-tahapan yang digunakan dalam setiap prosesnya. Tahapan tersebut antara lain sebagai berikut:- Merumuskan masalah
- Mengumpulkan informasi
- Membuat hipotesis
- Melakukan eksperimen/percobaan
- Membuat kesimpulan hasil eksperimen
- Pengujian kesimpulan dengan eksperimen
- Membuat kesimpulan akhir
- Membuat laporan hasil percobaan
- Dipublikasikan