Kepel atau Burahol (Stelechocarpus burahol) adalah buah yang menjadi flora identitas DaerahSayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka. Reputasi kepel sebagai tanaman keraton membuat rakyat jelata di Pulau Jawa jaman dulu enggan menanamnya. Pada jaman penjajahan orang percaya bahwa hanya orang yang kuat lahir batin yang mampu meniru gaya hidup keluarga keraton. Orang yang tidak kuat akan kualat. Kepercayaan waktu itu adalah hanya pejabat setingkat adipati yang pantas dan kuat lahir batin meniru perilaku keluarga kerajaan.
baca juga BERBAGAI JENIS REMPAH ,DAUN ,BUNGA, DAN BUAH
Tumbuhan langka ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Kepel Aple. Pada masyarakat beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, turalak dan Jawa Barat buah kepel ini dinamai burahol yang kemudian dicomotmenjadi nama latin tumbuhan ini Stelechocorpus burahol. Orang Jawa menamainya kepel karena besarnya sekepal tangan orang dewasa.
Pohon kepel bisa tumbuh mencapai ketinggian sampai 20 meter. Dengan ketinggian ini pohon kepel amat layak dijadikan pohon peneduh.Selain bisa ditemui di keraton-keraton yang ada di Pulau Jawa, pohon kepel masih bisa ditemui di Taman Buah Mekarsari, TMII, Taman Sringanis Bogor, Taman Kyai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor dan beberapa kebun tanaman langka.
|
|
Buahnya dengan 1-13 lembar daun buah bertipe mirip buah buni (berrylike ripe carpels), panjang tangkai buahnya mencapai 8 cm; daun buah yang matang hampir bulat bentuknya, berwarna kecoklat-coklatan, diameternya 5-6 cm, perikarpnya berwarna coklat, berisi sari buah, dapat dimakan. Bijinya berbentuk menjorong, berjumlah 4-6 butir, panjangnya sekitar 3 cm, berat segar 62-105 g, serta bagian yang dapat dimakan sebanyak 49% dan bijinya 27% dari berat buah segar. Buahnya yang matang dimakan dalam keadaan segar. Disebutkan bahwa dagingnya yang berwarna jingga dan mengandung sari buah itu memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh (seperti air seni, keringat, dan napas). Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai peluruh kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan (sementara) pada wanita.
|
|
Kupas kulitnya dengan pisau. Mengupasnya harus agak dalam, karena kulitnya mengandung rasa pahit. Seperti inilah daging buahnya, juga bijinya. Didalam satu buah kepel terdapat kurang lebih 8 sampai 10biji. Sehingga dikatakan bagian yang bisa dimakan hanyalah sekitar 40 %. Bagian yang bisa dimakan adalah daging buahnya yang berwarna kuning dan lapisan yang menyelimuti bijinya yang berwarna kuning transparan. Daging buah buah yang berwarna kuning berasa manis dengan ada campuran rasa pahit. Sedangkan lapisan di sekeliling bijinya, manis tanpa rasa pahit. Cara makannya seperti kita makan rambuatan. Namun ketika makan bagian ini harus hati-hati, karena sangat licin, bisa-bisa masuk ke dalam kerongkongan bisa bahaya. Dua bagian itu mempunyai aroma agak harum.
|
|
Pohonnya tegak, tidak merontokkan daun secara serentak, tingginya mencapai 25 m. Tajuknya teratur berbentuk kubah meruncing ke atas (seperti cemara) dengan percabangan mendatar atau agak mendatar. Diameter batang utamanya mencapai 40cm, berwarna coklat-kelabu tua sampai hitam, yang secara khas tertutup oleh banyak benjolan yang besar-besar. Daunnya berbentuk lonjong-jorong sampai bundar-telur/bentuk lanset, berukuran (12-27)cm × (5-9)cm, berwarna hijau gelap, tidak berbulu, merontal tipis; tangkai daunnya mencapai 1,5 cm panjangnya. Bunganya berkelamin tunggal, mula-mula berwarna hijau kemudian berubah menjadi keputih-putihan, muncul pada tonjolan-tonjolan di batang; bunga jantannya terletak di batang sebelah atas dan di cabang-cabang yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16 kuntum, diameternya mencapai 1 cm; bunga betinanya hanya berada di pangkal batang, diameternya mencapai 3 cm.